• dcc.dp@undipa.ac.id
  • Alamat: Jl. Perintis Kemerdekaan III, BTN Hamzy Blok Q No.3, Makassar, Indonesia

Ngoding dengan Rasa Lokal: 7 Bahasa Pemrograman Karya Anak Bangsa yang Gak Kalah Keren

Farhan Arif 5 Comments April 06, 2025

Ngoding dengan Rasa Lokal: 7 Bahasa Pemrograman Karya Anak Bangsa yang Gak Kalah Keren

Pernah kebayang gak sih, kalau ternyata Indonesia juga punya bahasa pemrograman sendiri?

Yup, bukan cuma jadi pengguna bahasa buatan luar seperti Python, Java, atau C++, para kreator digital Indonesia juga ikut ambil bagian dalam membangun fondasi dunia teknologi melalui bahasa pemrograman buatan sendiri—unik, otentik, dan pastinya punya sentuhan lokal yang gak bisa ditemukan di tempat lain.

Mulai dari yang serius untuk sistem real-time sampai yang nyentrik khas anak Jaksel, ini dia 7 bahasa pemrograman lokal yang membuktikan bahwa kita juga bisa jadi pemain utama dalam dunia teknologi!


💡 1. BAIKBahasa Anak Indonesia untuk Komputer

Diciptakan oleh Haris Hasanudin pada tahun 2008, BAIK adalah bahasa pemrograman open source yang dirancang khusus agar anak-anak dan pemula bisa belajar coding dengan cara yang menyenangkan.

Dengan sintaks berbahasa Indonesia dan logika sederhana, BAIK sangat cocok untuk pendidikan dasar, terutama di sekolah-sekolah. Proyek ini menjadi bukti bahwa dunia pemrograman bisa jadi ramah dan menyenangkan sejak usia dini.

🧠 “tulis(‘Halo dunia!’)” – coding gak harus ribet kalau pakai BAIK!


💻 2. Jaksel ScriptNgoding Rasa Gaul Jakarta Selatan

Pakai Bahasa Indonesia campur Inggris buat ngoding? Kenapa nggak! Jaksel Script adalah karya nyeleneh tapi kreatif dari Rio Chandra yang mengusung gaya komunikasi anak muda Jakarta Selatan.

Dengan sintaks khas seperti if mood == 'vibes':, bahasa ini bukan sekadar untuk coding—tapi juga untuk mengekspresikan diri. Serius, ini cara paling seru buat ngajarin ngoding ke Gen Z.

💬 “print(‘Gue amaze banget sih’)" – literally, ini bahasa ngoding paling FOMO di Nusantara.


🧠 3. NUSABahasa Indonesia Serius dengan Teori Lokal

NUSA, ciptaan Bernardikho Hutabarat, adalah bahasa pemrograman yang menggunakan bahasa Indonesia secara penuh dan dibangun dengan dasar teori pemrograman lokal bernama VopToq. Sudah dikembangkan sejak 2008, NUSA masih terus berkembang dan punya potensi besar di dunia akademik dan pendidikan tinggi.

🚀 “NUSA bukan cuma bahasa, tapi fondasi cara berpikir ala Nusantara dalam dunia digital.”


🎨 4. AYUAyo Ungkapkan, Coding Jadi Visual dan Mudah

Dikembangkan oleh Zeddy Iskandar, AYU (Ayo Ungkapkan) adalah bahasa pemrograman visual dan intuitif yang ditulis dengan C#. AYU menggunakan bahasa Indonesia dan bertujuan membantu pemula memahami dasar-dasar komputer dan logika pemrograman.

Dengan pendekatan visual, AYU menjadi jembatan antara konsep coding dasar ke pemrograman yang lebih kompleks—ideal untuk sekolah dan pelatihan digital.

🌈 Coding itu gak harus rumit—dengan AYU, semuanya jadi menyenangkan dan bisa diungkapkan!


🔐 5. SAWASadar Akan Waktu dan Aktivitas

Ingin ngoding untuk sistem real-time atau keamanan siber? Coba SAWA, karya Rony Lantip dari tahun 2020. Bahasa ini ditulis menggunakan Python tapi punya ciri khas luar biasa: sintaks berbentuk aksara Jawa!

Dirancang untuk pengaturan waktu, aktivitas, dan sistem kompleks, SAWA jadi perpaduan canggih antara budaya lokal dan kebutuhan teknologi tinggi.

🔒 “High-tech meets heritage” – SAWA tunjukkan bahwa tradisi bisa hidup dalam baris kode.


⚡ 6. GenoCepat dan Ringan untuk IoT dan Embedded Systems

Geno adalah bahasa pemrograman efisien yang dirancang oleh tim dari Institut Teknologi Bandung untuk kebutuhan IoT dan embedded systems. Dengan sintaks mirip C namun lebih ringkas, Geno cocok untuk perangkat kecil dengan keterbatasan sumber daya.

🛠️ Efisiensi, kecepatan, dan kontrol—Geno adalah jawaban lokal untuk tantangan teknologi global.


🧱 7. BasoLangBelajar Algoritma Pakai Bahasa Sendiri

Terakhir, ada BasoLang (Bahasa Sederhana untuk Logika dan Algoritma), yang dirancang khusus untuk pelajar. Dengan perintah seperti jika, ulangi, dan cetak, BasoLang mempermudah siapa pun yang ingin belajar coding tanpa kendala bahasa asing.

🧩 “Belajar logika dulu, bahasa global nanti” – BasoLang bikin pemrograman jadi akrab sejak awal.


🔥 Indonesia Siap Tampil di Panggung Teknologi Dunia

Melihat semua inovasi ini, satu hal jadi jelas: anak bangsa tidak hanya bisa menjadi pengguna teknologi, tapi juga penciptanya. Dari ruang kelas sampai laboratorium riset, semangat menciptakan bahasa sendiri adalah bukti bahwa identitas dan kreativitas bisa hidup dalam baris-baris kode.

Jadi, masih mikir ngoding cuma bisa pakai bahasa asing?
Mulai sekarang, ngoding juga bisa dengan gaya lokal, logika Nusantara, dan cita rasa Indonesia.

  • Share: