Sumber Referensi Utama:
• Dokumentasi resmi Microsoft: https://learn.microsoft.com/en-us/windows/wsl/
• Artikel pengalaman pengguna di Medium dan Dev.to
• Forum diskusi GitHub dan Stack Overflow
• Eksperimen pribadi menggunakan WSL Alpine & Ubuntu
Pendahuluan
Bayangkan kamu sedang ngoding backend pakai Node.js, pengin testing Docker, atau deploy script
Python yang biasanya jalan mulus di server Linux — tapi kamu pengguna Windows. Dulu, kamu
harus pakai VirtualBox, dual boot, atau bahkan pindah full ke Linux. Tapi sekarang? Masuklah WSL: jalan ninja-nya para developer Windows untuk tetap pegang kekuatan Linux tanpa meninggalkan
desktop kesayangan.
Apa Itu WSL Sebenarnya?
WSL (Windows Subsystem for Linux) adalah fitur dari Microsoft yang memungkinkan kita
menjalankan distribusi Linux langsung dari Windows. Gak perlu dual boot. Gak perlu virtual machine.
Semuanya seamless — tinggal install, buka terminal, dan kamu langsung bisa ngoding di shell Linux.
Ada dua versi:
• WSL 1: lebih ringan dan cepat untuk tugas-tugas file system.
• WSL 2: pakai kernel Linux asli dan mendukung Docker & tool-tool heavy-duty lainnya.
Kenapa WSL Itu Keren?
1. Coding Jadi Lebih Fleksibel
Dengan WSL, kamu bisa pakai tool native Linux (kayak grep, sed, awk, curl, dsb) tanpa harus
keluar dari Windows.
2. Pakai Linux Command di Windows Terminal
Misal kamu buka Windows Terminal, tinggal pilih Ubuntu atau Debian, dan kamu langsung
masuk ke environment Linux. Bahkan bisa pakai Zsh + Oh-My-Zsh biar terminal kamu makin
ganteng.
3. Support untuk Docker & AI Tools
WSL 2 bisa dijadikan basis untuk Docker Desktop. Dan buat kamu yang suka mainan AI, tools
kayak PyTorch, TensorFlow, sampe Jupyter Notebook bisa jalan dengan mulus di atas WSL.
4. Kecil dan Cepat
Karena gak butuh install OS penuh, WSL itu ringan dan cepat. Gak bikin RAM megap-megap
kayak VM.Cara Install WSL? Gampang Banget!
wsl --install
Cukup itu di Command Prompt (dengan akses admin), dan kamu udah bisa milih distro Linux yang kamu
mau: Ubuntu, Debian, Kali, Alpine, dll. Selesai install? Langsung aja:
wsl
dan kamu berhasil masuk ke dunia Linux.
Pengalaman Pribadi: Kenapa Saya Suka WSL
Sebagai mahasiswa IT yang juga ngajar basic hacking dan suka explore server-side programming, WSL
bikin hidup saya lebih praktis. Saya pakai Alpine Linux di WSL karena ringan banget. Mau ssh, testing
nginx, atau bahkan otak-atik port? Semua bisa langsung dari satu jendela terminal.
Bahkan pernah suatu saat, saya develop API berbasis Flask, jalankan script TensorFlow, dan monitor CPU
pakai htop — semua itu saya lakukan di WSL. Dan ajaibnya, semua itu berjalan tanpa masalah.
- Rizky F., Mahasiswa Informatika & Pengajar Hacking Dasar
Tips Biar Pengalaman WSL Makin Maksimal
• Pasang Windows Terminal dari Microsoft Store. Lebih enak dan customizable.
• Install Zsh + Oh My Zsh buat tampilan terminal yang keren dan intuitif.
• Gunakan VS Code Remote - WSL extension, jadi kamu bisa coding langsung dari VS Code ke file
Linux.
• Buat alias dan script di ~/.bashrc atau ~/.zshrc biar kerjaan kamu makin cepat.Kesimpulan
WSL bukan sekadar "fitur tambahan" dari Windows — ini revolusi kecil yang menyatukan dua dunia:
kenyamanan GUI Windows dan kekuatan CLI Linux. Buat kamu yang ingin mendalami dunia dev, sysadmin,
atau bahkan AI, WSL adalah teman sejati yang ringan, cepat, dan powerful.
Jadi, masih mikir dua kali buat pakai Linux di Windows? Sekarang udah gak ada alasan lagi.